Hachu Holiday To Karimun Jawa Island


Hallo teman-teman! Kali ini saya mau cerita tentang perjalanan ke Pulau Karimun Jawa bersama tim Wanderlust Indonesia. Kali ini saya ikut paket jalan-jalan dari tim Visit Karimun Jawa.

Jumat, pukul 14:30. Kita dijemput oleh tim Visit Karimun Jawa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Seharusnya berangkat pukul 15:00, tapi karena ini Indonesia, rasanya nggak enak kalau nggak ngaret. Ada 13 orang yang ikut perjalanan Wanderlust Indonesia kali ini. Saya, Laila, Arum, Azkha, Rengga, Darto, Billy, Jeffry, Redy, Ardhi, Syamnur, Yogi, dan Haikal. Pukul 15:30 kita berangkat menuju Jepara. Karena saat pergi bertepatan dengan bulan Ramadhan, saat Maghrib kita mampir di rest area di jalan toll dekat Surabaya untuk berbuka puasa hingga pukul 19:00 dan melanjutkan kembali perjalanan. Di tengah perjalanan, salah satu tim Visit Karimun Jawa menghubungi Darto dan mengabarkan bahwa kapal untuk menyebrang ke Pulau Karimun Jawa kemungkinan tidak bisa menyebrang pagi ini karena ombak sedang besar.

Sabtu, sekitar pukul 03:00 kita tiba di Jepara. Karena lapar, akhirnya kita berhenti untuk makan sekaligus sahur. Setelah makan sahur, kita menuju homestay yang tidak jauh dari tempat kita makan. Tak lama kemudian ada kabar bahwa ternyata kapal untuk menyebrang ke Pulau Karimun Jawa fix tidak berangkat pagi ini. Well, sepertinya saya harus lebih bersabar. Sabtu pagi, 2 orang dari tim Visit Karimun Jawa datang ke homestay dan memberi kabar, bahwa besok (hari Minggu) pun kapal belum tentu bisa berangat. Tapi belum pasti, semuanya tergantung dari cuaca dan Yang Maha Kuasa. Sorenya, kita jalan-jalan ke alun-alun kota Jepara sambil menunggu waktu berbuka puasa. Well, seperti alun-alun kota pada umumnya, alun-alun kota Jepara cukup ramai. Banyak penjual makanan dan minuman. Yang unik adalah, saya melihat ada penyewaan sepatu roda (roller blade) di sekitar alun-alun. Saya pikir hanya anak-anak yang akan menyewanya, tapi ternyata salah, malah orang dewasa yang banyak menyewa sepatu roda itu. Selain rental sepatu roda, ada juga rental motor kecil. Saya, Azkha, Arum, dan Laila akhirnya penasaran dan menyewa dua motor kecil untuk berkeliling alun-alun sementara yang lain sibuk dengan tongsis dan kamera.







Malamnya, kita dikabarkan kembali bahwa kapal Minggu pagi tidak bisa berangkat. Boom! Karena sudah mengulur waktu dua hari, kita semua bimbang ingin melanjutkan perjalanan atau tidak. Akhirnya kita semua berdiskusi untuk mencari jalan. Ya, semua anak harus menelpon orang tua dan mengabarkan berita ini. Sudah jadi kewajiban anggota Wanderlust untuk jujur tiap berpergian. Supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Setelah menelpon, ternyata Azkha tidak bisa melanjutkan perjalanan karena orang tuanya khawatir terhadap gelombang yang besar dan berniat untuk pulang Minggu siang.

Minggu, pukul 03:00 kita semua bangun dan menuju Cafe yang berada di homestay untuk sahur. Oke, karena biaya homestay ini kita yang menanggung sendiri, akhirnya kita memutuskan untuk mencari homestay yang lebih murah, karena kita tidak bisa memprediksi sampai kapan kita akan berada di Jepara. Pukul 05:30 kita semua check out dan berjalan menuju kawasan Pantai Kartini, karena tim Visit Karimun Jawa memberitahu bahwa di kawasan itu ada homestay yang lebih murah.
Perjalanan dari homestay menuju Pantai Kartini kira-kira 30 menit dengan berjalan kaki. Sempat menjadi perhatian warga sekitar karena kita bergerombol dan ribet dengan bawaan masing-masing.



Akhirnya tibalah kita di homestay kedua yang berada di dekat Pantai Kartini. Pantai ini memang menjadi objek wisata penduduk Jepara. Ada taman bermainnya, ada bangunan besar yang berbentuk Penyu yang isinya adalah semacam akuarium, banyak tempat makan dan warung-warung, ya pokoknya gambaran sekitar adalah seperti tempat wisata pada umumnya, berbeda dengan homestay sebelumnya yang jauh lebih sepi.




Pukul 16:00 Azkha pulang *sob*. Sorenya, kita bermain dan menjelajahi Pantai Kartini. Kebetulan, dermaganya juga ada di sini. Puas bermain dan berjalan-jalan, akhirnya Maghrib tiba dan kita semua berbuka puasa. Malamnya ada kabar gembira, bahwa Senin pagi kapal Siginjay bisa berangkat! Pssstt, asal kalian tahu ya. Berita bisa berangkat atau tidaknya kapal ini seperti fitnah dan gossip, cepat menyebar luas di kalangan masyarakat. Jadi kalau kamu mau tau status kapal ((STATUS)), kamu tanya saja sama warga sekitar.




Senin pukul 4:45. Jeng-jeng! Saya bangun dan membangunkan teman-teman. Semuanya bersiap-siap untuk menuju dermaga. Nothing happier than we were! Pukul 6:00 kita sudah tiba di dermaga dan menunggu tim Visit Karimun Jawa untuk memberikan tiket kapal kepada kita. Pukul 7:00 kita sudah berada di dalam kapal yang saya pikir melebihi muatan. Ramai sekali. Banyak orang yang menggelar koran untuk duduk di lantai dan menghalangi jalan. Keadaan seperti itu membuat saya kesal dan sedikit bad mood. Banyak turis asing yang mengeluh. Akhirnya kita ke belakang kapal untuk menyewa entah apa itu namanya, seperti dipan tingkat dan fungsinya adalah untuk tidur. Kita menyewa 4 dipan di bagian pojok, niatnya sih untuk meletakkan barang-barang dan tidur-tiduran.
Kapal pun berangkat. Datang seorang laki-laki gemuk yang bicaranya lantang bersama teman-temannya. Karena bicaranya kencang, saya dan teman-teman merasa terganggu, dan yes, kami memberi nama orang itu "Kodok." Tak lama kemudian, ada drama di atas kapal. Seorang Ibu-ibu separuh baya yang protes ke awak kapal karena kondisi kapal yang sangat kacau dan protes mengapa tiket kapal dijual melebihi kapasitas kapal. Karena awak kapal tidak tahu menahu tentang itu semua, dia pun menjawabnya dengan sabar. Tapi si Ibu malah makin galak dan ganas. Akhirnya awak kapal tidak terima dan membalas apapun yang keluar dari mulut Ibu itu. Jadilah dorong-dorongan antara Ibu dan awak kapal hingga ramai. Akhirnya ada yang menengahi mereka berdua hingga damai. Si Ibu disuruh menyewa dipan supaya nyaman, si awak kapal pun bisa kembali mengawasi keadaan.

Setelah kejadian itu, saya dan teman-teman memilih untuk menuju atas kapal untuk mencari udara segar. Asik sekali suasana di atas kapal, ada taman dan kursi untuk duduk-duduk manis. Sadly, di kursi itu ternyata ada si Kodok dan teman-teman luar negerinya sedang duduk-duduk dan tertawa. Karena matahari semakin tinggi, ombak semakin besar, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke dalam kapal. Saat menuruni tangga, sesuatu dari perut saya terasa mual karena ombak yang begitu besar. Saya langsung berlari ke toilet dan jackpot. Akhirnya saya dan Laila duduk dan tertidur. Ombak saat itu sedang besar, bahkan kapal sebesar Siginjay pun terombang-ambing karena ombaknya. *Prakkkk!!* Isi etalase di kantin kapal berjatuhan karena ombak yang sangat besar, orang-orang yang tidur, termasuk saya, langsung terbangun karena kaget.



Sekitar pukul 12:00 kita tiba di Pulau Karimun Jawa. 4 jam di atas kapal di laut yang sedang tidak bersahabat sungguh membuat kepala saya berputar-putar. Tak lama kemudian kita di jemput oleh tim VKJ menuju homestay. Hari itu beberapa dari kami sudah tidak berpuasa (termasuk saya), karena kondisi di atas kapal tadi, saya terpaksa minum obat. Sampai di homestay, kita sudah disajikan makanan di atas meja makan. Tanpa basa-basi langsung deh saya makan. Oh ya, di Pulau Karimun Jawa itu tak ada listrik di siang hari. Listrik baru menyala dari jam 6 sore hingga 6 pagi. Sisanya tak ada listrik. Pukul 16:00 kita bersiap-siap untuk mencari spot bagus untuk menikmati sunset. Ada 2 pilihan, dermaga atau bukit Jokotuwo. Akhirnya pukul 16:30 kita berangkat menuju bukit Jokotuwo. Untuk masuk bukit ini kita harus membayar Rp. 5000. Di atas bukit ada taman bunga dan ada kerangka ikan purba yang besar sekali. Tibalah kita di puncaknya. What a view?! Pemandangan dari atas bukit Jokotuwo juara banget! Seluruh pulau dan laut lepas terlihat dari atas bukit. Saat adzan maghrib tiba, kita semua turun dan kembali ke homestay.



Pukul 19:00 kita menuju alun-alun pulau Karimun Jawa untuk mencari makan. Ternyata di situ ada si Kodok dan gerombolannya. Kebanyakan makanan yang di jual di sekitar alun-alun adalah seafood dan harganya tidak terlalu murah. Akhirnya kita menemukan sebuah warung makan yang harganya lebih bersahabat, terletak di dekat homestay. Malam hari, semua gadget, powerbank, dll yg membutuhkan daya dicharge hingga pagi.
Selasa pukul 6:00, saya bangun dan listrik sudah mati. Saya membangunkan teman-teman dan bersiap untuk memulai pertualangan hari ini. Jam 7:30 kita menuju dermaga sekaligus sarapan. Cuaca hari itu sangat berawan. Selesai sarapan kita langsung menuju kapal untuk menjelajahi kepulauan Karimun Jawa. Tujuan pertama adalah Pulau Menjangan Besar untuk snorkeling. Setibanya di tempat snorkeling, semua langsung menyeburkan diri. Whoa! Di Menjangan Besar ini banyak sekali ikan-ikannya. Lucu-lucu dan bagus-bagus. 2 Pemandu wisata kita, Mas Caesar dan Mas entah siapa namanya turun untuk membantu kita mengambil foto di bawah air. Namanya bukan benar-benar mas Caesar, tapi karena mirip Caesar yang
suka joget di tv, jadi kita memanggilnya Mas Caesar.


Karena cuaca berawan, hasil foto underwater jadi tidak terlalu bagus. Padahal taman lautnya sangat sangat indah!




Setelah puas snorkeling, sekitar  pukul 11:30 kita bersiap untuk menuju pulau selanjutnya. Sebelum berangkat, tibalah si Kodok bersama gerombolannya dan memarkirkan kapalnya di samping kapal kita. Dengan memasang tampang sebel saya melihat ke arah si Kodok. Tapi dia malah balik menyapa saya dan kami malah berbincang-bincang. Ternyata dia adalah orang Malaysia yang kuliah di Universitas Jendral Soedirman. Teman-teman luar negerinya itu sedang mengikuti project AIESEC di Indonesia. Ada yang dari Egypt, Jerman, China, dan beberapa orang dari India. Akhirnya kami pergi ke pulau selanjutnya yang saya lupa namanya.

Di pulau kedua ini, saya diberitahu oleh pemandu, katanya di pulau kedua ini nanti akan ada anak dan Ibunya. Anaknya seperti memiliki keterbelakangan mental tapi tidak mengganggu, malah menghibur. Kalau anak itu dikasih uang dan disuruh joget, dia akan terus joget dan tak berhenti-berhenti. Pulau kedua ini airnya biru muda dan bagus sekali! Pasirnya halus dan putih, dan hanya ada 1 gubuk di sana yang katanya adalah tempat tinggal Ibu dan anak itu. Di pulau kedua ini kita makan siang, pemandu sudah membawakan ikan segar, nasi, dan sayuran untuk kita makan siang. Selagi para pemandu membakar ikan, kita sibuk foto-foto dan bermain di pantai yang super indah itu. Tak lama kemudian hidangan sudah siap. Setelah makan siang kita bermain di pantai sebentar sebelum menuju pulau selanjutnya.






Pukul 13:00 kita menuju pulau selanjutnya. Pulau selanjutnya berjarak lebih jauh, butuh waktu sekitar 30-45 menit untuk sampai ke sana. Di pulau ke tiga, kita snorkeling lagi. Kali ini dengan berlatar belakang bukit yang sangat indah. Saya hanya snorkeling sekitar 10 menit, kemudian naik ke atas kapal karena ombak di tempat ke-tiga ini cukup besar dan membuat saya pusing. Akhirnya saya menghabiskan waktu berfoto-foto dan menikmati pemandangan yang luar biasa.



Setelah snorkeling, kita pindah ke sisi lain dari pulau itu. Terdapat pantai yang tak kalah indahnya.


 Setelah puas menikmati pantai, sebelum gelap kita kembali ke pulau utama. Sekitar pukul 17:00 kita sudah tiba di dermaga dan kembali ke homestay.

Selasa, pukul 08:00 kita menuju dermaga untuk sarapan dan siap berpetualang di hari kedua. Hari ke-dua langit lebih cerah dan ombak lebih besar, sehingga di perjalanan saya sedikit merasa mual. Seperti hari pertama, tujuan pertama adalah sebuah pulau yang saya lupa namanya untuk snorkeling. Lagi-lagi saya hanya turun sebentar karena ombak yang besar. Saat naik ke atas kapal, saya langsung jackpot. Hehe. Oh ya, hampir lupa. Bukan cuma rombongan Wanderlust yang dipandu mas Caesar dan temannya, tapi ada dua Mbak-mbak yang gabung bersama kita dari hari pertama. Nah, salah satu Mbak itu juga nggak snorkeling karena pusing. Di tempat snorkeling ini tidak begitu banyak ikannya, hanya banyak terumbu karang dan air yang lebih bersih.
Setelah snorkeling, lagi-lagi kita ke satu pulau yang hohengjih hellow bagusnya untuk makan siang! Kapal kita sengaja parkir agak jauh dari laut, takut-takut kalau airnya surut. Jadi kita harus berjalan ke pulau tersebut menyebrangi air yang super super super super bersih dan bening! Belum sampai pulau pun kita sudah foto-foto karena scene yang perfect.


Pantai pasir putih, air biru muda yang bersih dan berkilau, langit biru keunguan, dan jejeran bukit. What's more perfect?!



Saya, Jeffry, Laila dan Dua mbak itu langsung bermain di pantai dan mengabadikan segalanya ke dalam kamera dan kepala. Sementara yang lain masih di atas kapal, entah apa yang mereka lakukan. Seperti biasa, tugas kita hanya menikmati makanan tanpa membakarnya. Karena membakar dan menyiapkan adalah tugas para pemandu. Puas berfoto, saya dan Laila mengitari pulau yang tidak begitu besar itu untuk mencari batu-batu karang untuk dibawa pulang. Laila gembira karena menemukan batu berwarna merah muda, sedangkan saya menemukan batu bundar dengan ukiran seperti bunga di tengahnya.

 
 


Makan siang pun siap, kita semua berkumpul untuk makan. Setelah makan, kita melakukan random things lagi. Foto-foto, recording video, bermain kayang or usually we called it as 'menyundahe.' Tak lama kemudian Si Kodok beserta gerombolannya pun tiba. Dan kita pindah ke pulau selanjutnya.

Di pulau selanjutnya, lagi-lagi snorkeling. Kali ini saya benar-benar tidak turun snorkeling dan lebih memilih menikmati angin, matahari, dan musik di ipod sambil tiduran di atas kapal. Sementara yang lain berteriak-teriak ada Bulu Babi, mengejar Clown Fish, dan foto-foto underwater. Setelah snorkeling, kita lanjut ke tempat yang paling kita semua tunggu. Penangkaran Hiu!
Ternyata jarak penangkaran hiu dengan pulau utama tidak jauh, jadi kita mengarah balik ke pulau utama. Untuk masuk penangkaran kita harus bayar Rp. 15.000 dan sudah bisa turun berenang bersama Hiu. Awalnya Rengga dan Jeffry lah yang turun ke kolam penuh hiu itu. Saya dan yang lain masih ragu. Dari atas kolam, Mas Caesar membawa pancingan untuk memancing hiu-hiu tersebut. Jadi, ada sebuah kayu yang diikatkan tali dan dikaitkan ikan mati. Hanya untuk memancing hiu supaya mendekat ke arah kita, bukan untuk mancing beneran. Tak lama kemudian, Laila turun ke kolam bersama Kodok dan salah satu teman Indianya. Kehebohan pun terjadi di sini, si Kodok menangkap salah satu hiu yang agak kecil, dan melemparnya ke arah Laila. Tertawalah semua yang melihat. Benar-benar Kodok gila. Karena penasaran, akhirnya Saya, Redy, Billy, dan salah satu Mbak-mbak itu ikut turun. Airnya kolam hiunya sangat bau. Bau anyir, amis, dan sedikit pesing sih menurut saya.





Di kolam Hiu juga ada penyu yang ukurannya cukup besar loh.
Tak cuma kolam hiu, ada juga kolam berisi binatang laut yang unik-unik seperti bintang laut, ikan Fugu, dan pari kecil. Untuk foto bersama makhluk laut lucu itu kita harus bayar Rp. 5000.




Dan ini dia si Kodok!



Pukul 17:10 kita kembali ke pulau utama.
Tak langsung balik ke homestay, kita memilih untuk melihat dan menangkap sunset di dermaga. Karena hari ini adalah hari terakhir kita di pulau ini. Besok harus pulang pagi-pagi.



Setelah dari dermaga, kita langsung menuju homestay untuk bersih-bersih badan. Malamnya, kita ke alun-alun untuk membeli oleh-oleh dan makan malam.

Kamis, pukul 04:30. Arum bangun lebih awal dan mengobrol dengan Ibu pemilik homestay. Ibu pemilik homestay bilang bahwa kapal tidak berangkat hari ini. God, please. Duit kita di pulau ini sudah sangat tipis. Tahu kenapa? Bank dan ATM di pulau Karimun Jawa ini hanya ada BRI. Dan tahu apa? Baik bank dan ATM, keduanya sama-sama tidak ada uangnya. So... kita ga bisa tarik uang di sana. Ternyata ada kesalahan informasi, Kapal Siginjay yang biasanya tiba di pulau Karimun Jawa dua hari sekali, hari itu tetap akan berangkat. Tapi setelah tiba di pulau Karimun Jawa, kapalnya akan langsung balik di Jepara. Tidak menginap seperti biasanya. Yang biasanya berangkat Jam 7 pagi, hari itu berangkat pukul 13:00. Ya tak apa lah dari pada harus menderita di Pulau yang tak ada banknya.

Oh ya, harga paket wisata Tim Visit Karimun Jawa normalnya sekitar 700ribu. Itu untuk 4 hari 3 malam. Tapi karena kita diantar-jemput ke Malang, makanya menjadi 900ribu.

Kalau mau lihat keseruan kita, nonton video tim Wanderlust di Karimun Jawa ya! Jangan lupa komen, subscribe, dan likenya ^^



Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

1 comments:

  1. Sepertinya banyak pengalaman indah yang bang dhika alami :D
    Kalau ingin kesana lagi, mari kunjungi situs kami http://karimunjawamenjanganresort.com untuk info paket menginap :)

    ReplyDelete